Puisi Ballada Ibu yang Dibunuh Karya W.S. Rendra - Dr. (H.C.) Willibrordus
Surendra Broto Rendra, S.S., M.A. (7 November 1935 – 6
Agustus 2009) atau dikenal sebagai W.S. Rendra adalah penyair, dramawan, pemeran dan sutradara teater berkebangsaan Indonesia.
Ballada Ibu yang Dibunuh
Ibu musang di lindung pohon tua meliang
bayinya dua ditinggal mati lakinya.
Bulan sabit terkait malam memberita datangnya
waktu makan bayi-bayinya mungil sayang.
Matanya berkata pamitan, bertolaklah ia
dirasukinya dusun-dusun, semak-semak, taruhan harian
atas nyawa.
Burung kolik menyanyikan berita panas dendam warga
desa
menggetari ujung bulu-bulunya tapi dikibaskannya
juga.
Membubung juga nyanyi kolik sampai mati tiba-tiba
oleh lengking pekik yang lebih menggigilkan
pucuk-pucuk daun
tertangkap musang betina dibunuh esok harinya.
Tiada pulang ia yang mesti rampas rejeki hariannya
ibu yang baik, matinya baik, pada bangkainya gugur
pula
dedaun tua.
Tiada tahu akan merataplah kolik meratap juga
dan bayi-bayinya bertanya akan bunda pada angin
Tenggara.
Lalu satu ketika di pohon tua meliang
matilah anak-anak musang, mati dua-duanya.
Dan jalannya semua peristiwa
tanpa dukungan satu dosa. Tanpa.
Sumber: Ballada Orang-Orang Tercinta (1957)